Allah sama sekali tidak serupa dengan mahluk-Nya, baik secara
hakiki maupun secara nisbi. Manusia yang hidup di alam terbatas ini memiliki
pikiran , pandangan, dan penginderaan yang juga terbatas.
Ya ukuran yang bisa dilihatnya di alam ini kurang lebih hanya
sebatas lima per sejuta. Demikian pula dengan apa yang dapat didengarnya.
Jikalau penglihatan dan pendengaran manusia sangat terbatas, bagai mana mungkin
ia berani bertanya: Mengapa Allah tidak terlihat?, Bagaimana Dia?, Apabila
manusia mengajukan pertanyaan semacam ini, lalu berusaha mengukur besaran dan
gambaran Allah SWT, atau berusaha memikirkan zat-Nya, itu sungguh lancang dan
melampaui batas.
Sungguh Dia tidak bisa dicapai oleh ukuran-ukuran mu yang
terbatas. Seandainya engkau pergi dengan kecepatan cahaya selama satu trilyun
tahun menuju berbagai alam yang lain, lalu engkau mengakumulasi kan satu alam
dengan alam lainnya, maka apa yang engkau saksikan itu tidaklah sampai sebutir
atom atau se titik debu bagi-Nya.
Para ulama ahli kalam berkata "Apa pun yang terlintas dalam
benakmu, Allah adalah selain itu". Sementara para ulama sufi berujar,
"Apa pun yang terlintas dalam benakmu, Allah jauh, jauh , dan jauh
diluar itu." Engkau terbungkus oleh banyak hijab, seolah-olah berada dalam
lentera.
Para pemikir berpendapat bahwa Allah ada, tetapi wujud-Nya tidak
dapat di jangkau. Allah bukanlah sesuatu yang bisa di jangkau. Mata tidak bisa
melihat-Nya dan telinga tidak bisa mendengar-Nya. Jika demikian, yang harus
kita lakukan hanyalah mengikuti ajaran para nabi mengenai hak-Nya seraya
beriman kepada-Nya.
Allah SWT, adalah Tuhan yang menampakkan diri-Nya di jagat raya
dan pada diri kita saat ruh dan kalbu naik menuju-Nya. Keberadaan-Nya tertanam secara
kuat jauh di dalam lubuk hati dan ruh kita. Alam menjadi saksi atas Allah SWT,
dan mengungkapkan hal itu lewat seribu satu lisan. Al-Qur'an pun mengingatkan
dengan lisan yang paling fasih, dan Rasul SAW adalah utusan yang paling fasih
dan paling sempurna.
Seorang penyair sufi, Ibrahim Haqqi, menggubah:
Sang Maha benar berfirman,
"Aku adalah harta kekayaan
yang tidak tertampung oleh bumi
dan tidak pula oleh langit,
tetapi kalbu dapat menampung-Ku"
###
Disarikan dari "
ISLAM Rahmatan Lil Alamin, Menjawab Pertanyaan dan Kebutuhan Manusia"
Karya Muhammad
Fethullah Gulen- Ulama Kharismatis & Inspiratif dari Turki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar