Rabu, 23 Januari 2013

Apakah Substansi & Esensi Allah?


Allah sama sekali tidak serupa dengan mahluk-Nya, baik secara hakiki maupun secara nisbi. Manusia yang hidup di alam terbatas ini memiliki pikiran , pandangan, dan penginderaan yang juga terbatas.

Ya ukuran yang bisa dilihatnya di alam ini kurang lebih hanya sebatas lima per sejuta. Demikian pula dengan apa yang dapat didengarnya. Jikalau penglihatan dan pendengaran manusia sangat terbatas, bagai mana mungkin ia berani bertanya: Mengapa Allah tidak terlihat?, Bagaimana Dia?, Apabila manusia mengajukan pertanyaan semacam ini, lalu berusaha mengukur besaran dan gambaran Allah SWT, atau berusaha memikirkan zat-Nya, itu sungguh lancang dan melampaui batas.

Sungguh Dia tidak bisa dicapai oleh ukuran-ukuran mu yang terbatas. Seandainya engkau pergi dengan kecepatan cahaya selama satu trilyun tahun menuju berbagai alam yang lain, lalu engkau mengakumulasi  kan satu alam dengan alam lainnya, maka apa yang engkau saksikan itu tidaklah sampai sebutir atom atau se titik debu bagi-Nya.

Para ulama ahli kalam berkata "Apa pun yang terlintas dalam benakmu, Allah adalah selain itu". Sementara para ulama sufi berujar, "Apa pun yang terlintas dalam benakmu, Allah  jauh, jauh , dan jauh diluar itu." Engkau terbungkus oleh banyak hijab, seolah-olah berada dalam lentera.

Para pemikir berpendapat bahwa Allah ada, tetapi wujud-Nya tidak dapat di jangkau. Allah bukanlah sesuatu yang bisa di jangkau. Mata tidak bisa melihat-Nya dan telinga tidak bisa mendengar-Nya. Jika demikian, yang harus kita lakukan hanyalah mengikuti ajaran para nabi mengenai hak-Nya seraya beriman kepada-Nya.

Allah SWT, adalah Tuhan yang menampakkan diri-Nya di jagat raya dan pada diri kita saat ruh dan kalbu naik menuju-Nya. Keberadaan-Nya tertanam secara kuat jauh di dalam lubuk hati dan ruh kita. Alam menjadi saksi atas Allah SWT, dan mengungkapkan hal itu lewat seribu satu lisan. Al-Qur'an pun mengingatkan dengan lisan yang paling fasih, dan Rasul SAW adalah utusan yang paling fasih dan paling sempurna.

Seorang penyair sufi, Ibrahim Haqqi, menggubah: 
Sang Maha benar berfirman,
"Aku adalah harta kekayaan
yang tidak tertampung oleh bumi
dan tidak pula oleh langit,
tetapi kalbu dapat menampung-Ku"

###
Disarikan dari " ISLAM Rahmatan Lil Alamin, Menjawab Pertanyaan dan Kebutuhan Manusia"
Karya Muhammad Fethullah Gulen- Ulama Kharismatis & Inspiratif dari Turki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar